Lebih Baik Iba, atau Cuek?

Pernah kah bertemu dengan pengamen yang kadang kelewatan ketika meminta uang? Pengamen, atau pengemis yang biasa ada di traffic light kini telah ber-revolusi memiliki berbagai macam modus. Ada yang meminta dengan cara memaksa hingga ada yang tidak mau diberi uang seratusan. Mulai dari menggunakan alat musik tanggung hingga mengelap kendaraan yang berhenti di lampu merah. Kebanyakan dari mereka hanya berakting agar tampak sangat kasihan. Ada yang hanya menyewa bayi untuk digendong, atau sengaja seperti orang cacat yang tidak mampu berbuat apa-apa.
Pengalaman yang pernah saya alami adalah saat saya berhenti di lampu merah daerah Sagan. Ada seorang anak usia SD yang tanpa diminta tiba-tiba mengelap bagian depan motor saya dan meminta uang imbalan. Saya tentu saja menolak karena saya tidak menyuruh dia melakukannya. Dia terlihat marah dan menggerutu entah dia bicara apa.
Beberapa kejadian yang lebih ekstrim pernah terjadi. Kali ini saya jadi saksinya. Di lampu merah, ada pengamen pria usia remaja yang diberi uang seratus oleh seorang pria yang mengendarai motor . Ia merasa uang seratus itu terlalu sedikit dan tidak berguna. Ia marah dan meminta uang lebih, tetapi pria yang memakai motor itu menolak. Ia menganggap sudah untung ia mau memberi uang dibanding tidak sama sekali. Ketika lampu sudah hijau, si pengemudi motor pergi dan pengamen tadi melempar uang seratus itu ke arah si pengemudi.
Satu lagi yang menarik, pernah suatu hari sekitar jam 9 malam saya pergi ke mini market dekat rumah. Di kasir ada sesosok ibu-ibu yang menggendong anaknya dengan kain sambil membawa uang recehan yang akan ditukar dengan uang kertas. Saat uangnya dihitung, ternyata jumlahnya 270 sekian ribu. Jika di kalikan dalam sebulan tentu jumlah itu sangatlah besar jika dilihat dari cra bekerja nya yang hanya meminta dari orang lain.
Jadi sebenarnya, salah atau benarkah kita memberi uang kepada pengemis? Di satu sisi, kita boleh iba kepada pengemis karena keadaannya kerap sangat menyedihkankan, tetapi di sisi lain setiap kita iba dan memberi uang, artinya kita membuka lapangan pekerjaan baru kepada para pengemis. Kenapa pengemis semakin hari semakin banyak? Karena kita selalu memberi uang kepada mereka, sehingga bagi yang malas mencari pekerjaan langsung saja memilih untuk mengemis karena hasilnya pun mengagetkan.
Inilah sebenarnya yang salah dari cara pikir kita. Mengkasihani orang lain, tetapi sebenarnya itu merusak mental merka. Tidak mungkin selamanya mereka bekerja dengan cara itu. Jadi agar mereka sadar dan bekerja lebih baik, kita harus berhenti memberi mereka uang seburuk apapun keadaan mereka.
Comments
Post a Comment